Sabtu, 09 November 2013

Densus 88 vs Kopassus



counterteror
Ada persamaan menarik dari kedua pasukan elit ini, yakni sama2 memiliki kemampuan untuk memberantas terorisme, meski secara level keduanya tidak tepat untuk dibandingkan, Kopassus sebagai satuan elit militer lebih layak ditandingkan dengan Spetnaz Alpha Group, SAS ,Delta Force atau GIGN. Sedang Densus 88 sebagai satuan elit kepolisian mungkin bisa disetarakan sebagai SWAT atau SDU Hongkong. Yang menarik, sehingga mendorong ane untuk membuat artikel ini bukanlah masa kemampuan kedua Pasukan Khusus ini, tetapi latar belakang, alasan dan tujuan serta sejarah dibentuknya pasukan khusus ini.
Densus 88
Bisa disebut sebagai pasukan khusus yang penuh anomali, ketidakironisan dan terpaksa dibentuk. Mengapa ane sebut demikan? Tidaklah public tersadar, semenjak Pasukan Antiteror ini dibentukpun sudah tercium bau kejanggalan, saat itu ane baru menikmati masa2 SMA. Yang bikin janggal karena sebenarnya di Kepolisian RI pun memiliki unit tersendiri yang menangani terorisme dan contra intelejen, ter koordinir dalam satuan paramiliter polisi, Brigade Mobile atau BRIMOB. Kenapa Brimob tak dioptimalkan saja untuk lebih khusus dilatih ulang sebagai pasukan anti terror? Lebih menghemat biaya dan tenaga, ketimbang Densus 88 yang mendidik ulang anggota Polri di AS, dipersenjatai dengan perlengkapan modern ala SWAT yang tentu saja udah amat menguras anggaran di Kepolisian.
Densus88
Sejarah dan Tujuan
Kelahiran Densus 88 konon karena desakan pihak barat, terutama bujuk rayu sang Presiden AS George W Bush setelah Insiden paling konspirasional di abad 21, Hancurkan menara kembar WTC pada 11 September 2001 yang secara tak langsung menunjuk umat islam dan kaum radikalnya sebagai dalang kejadian (efek sosial pasca WTC pernah diceritakan dalam film nya Sahrukh Khan, My Name Is Khan). Indonesia pun tak lupa menjadi sasaran terorisme yang dashyat, setahun setelah 11 September 2001 dua bom menggunjang Bali yang mengakibatkan ratusan jiwa melayang, kebanyakan berasal dari turis Australia berjumlah 88 orang. Angka 88 inilah nantinya yang dipilih sebagai nama pasukan anti terror Polri yang konon untuk menghormati korban jiwa dari rakyat Australia, lho kok malah Australia? Aneh ga sih.
Hasil
Keberadaan Densus 88 akhirnya menuai pro kontra ada yang mendukung dan ada pula yang menghujat, yang mendukung biasanya sudah termakan tipu daya media2 mainstream yang memberitakan seolah pasukan antiteror ini kstaria piningit pemberantas orang2 jahat bernama teroris (ironis lagi, di republic ini penyebab kematian tertinggi justru karena kecelakaan lalu lintas dan kualitas kesehatan bukan teroris !!). Sedang yang menghujat atau yang lebih alus mengkritik seperti ane, beralasan bahwa Indonesia sudah lama memiliki pasukan anti terror sendiri kenapa musti bikin lagi yang menyedot banyak anggaran. Dalam aksinya pun tak jarang Densus 88 melakukan cara2 yang kurang simpatik, dan saat disiarkan aksinya pada waktu melakukan penggrebakan terduga teroris, Densus 88 memakai perlengkapan (gear) tempur yang keren, menggunakan robot pokoknya ala film2 pasukan khusus Hollywood, padahal lawannya Cuma 1 ato 2 orang dengan senjata “biasa” saja. Ya otomatis karena perbedaan kekuatan bak bumi langit, orang udah tau ending dari drama penggebrekan ini. Coba lawannya IRA Irlandia, Gerilyawan Chechnya, atao MNLF Filiphina pasti banyak aksi lebih keren.
KOPASSUS
Sat-81
Komando Pasukan Khusus atau dulu dikenal sebagai Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), tak perlu lagi ane ulas tentang keunggulan pasukan khusus kita ini. Tujuan dan rekam historis dibentukan pasukan khusus angkatan darat ini bermula dari keadaan militer RI saat itu yang tengah disibukan maraknya pemberontakan di berbagai daerah pada decade 1950-an, kebutuhan akan satuan khusus semakin membahana saat melawan pemberontakan RMS. Jelas, kalau Kopassus dibentuk guna melakukan operasi2 khusus yang tidak bisa dilakukan oleh pasukan biasa, seperti infiltrasi ke jantung musuh, konsolidasi masa, Pengintaian, Anti Teror, Sabotase dan misi berbahaya lainnya. Seiring waktu, Kopassus pun membentuk unit pasukan anti terror sendiri semenjak peristiwa pembajakan pesawat DC-9 Woyla Garuda Airways di Bandara Don Muang. Detasemen 81 Kopassus pun resmi dibentuk sebagai satuan anti terror, hebatnya dan ini yang ane suka dalam melaksanakan misinya aksi pasukan ini sangat minim publishitas, senyap. Benar2 sebuah pasukan rahasia dengan misi khusus. Kabarnya Unit Anti Teror Detasemen 81 sudah dilebur ke dalam Grup 5/Anti Teror dan Grup2 Kopassus lainnya.
Well, lebih mempercayakan penangangan terorisme kepada Densus 88 atau Kopassus? Klo ane tentu saja lebih percaya ke Kopassus, meski porsi terbesar lebih diarahkan untuk Kepolisian dan Badan Intelejen Negara untuk mengendus dan menggagalkan upaya mengganggu keamanan nasional. Bila situasi sudah gawat darurat dan makin parah, barulah Baret Merah beraksi bersama pasukan khusus lain seperti Kopaska Marinir dan Bravo Paskhas.

7 komentar:

  1. peralatan yang canggih perlu di miliki anti teror polri sebap tugasnya yang mengutamakan keselamatan sandera dalam menangulangi terrorisme, sehingga dalam tugas penindakan tindak pidana terrorisme adalah bagus untuk menangkap pelaku terorisme hidup hidup atau seandainya pelaku terorisme sudah siap mati maka keselamatan Sandera dan masyarakat sekitar dan keselamatan Personil yang bertugas itu adalah hal yang paling penting, dinegara negara maju juga fungsi penindakan terorisme terletak pada kepolisian dengan peralatan yang canggih untuk melindungi hak azazi manusia khususnya masyarakat banyak sandera dan petugas serta pelaku itu sendiri, di US penindakan teroris terletak pada SWAT, di Korea Selatan, rusia, inggris,australia dll Penindakan Terorisme juga berada dibawah Kepolisan mengingat penegakan hukum tersebut merupakan tugas kepolisian , bahkan indoneis pernah mendapatkan penghargaan dari amerika dan uni eropa dalam penanganan terorisme sehingga di bentuklah sekolah ATA (anti terror asistance dan JCLEC serta Platina ( pelatihan Antiterorisme skala Internasional di Indonesia) dan yang paling penting dalam penanganan tindak pidana terorisme bukan menindak saja ada bagian deradikalisasi, dan bagian Inteligen nya yang merupakan kekuatan utama dalam melakukan penyusupan , penggalangan , pendataan, penyamaran dan infiltrasi untuk mengetahui dan mencegah serta menciptakan kondisi yang baik dalam usaha pencegahan tindak pidana terorisme, inteligen inteligen ini lah tulang punggung dalam penanganan tindak pidana terrorisme mengingat Det 88 adalah detasemen gabungan yang lengkap baik tin Counter terrorisme (CT) dan tim Antiterror ( AT), yang memuat segala fungsi kepolisian baik Inteligen, Penyidik , tim tindak dari korp brimob( Gegana), dan tim Pendukung ( Inafis, Laboratorium Kriminal, Kedokteran Forensik polri), dan mereka mendapatkan Pelatihan yang intens dan berada dibawah BARESKRIM

    BalasHapus
  2. Tentara adalah kekuatan inti pendukung polisi....kasus yg masih bisa di tangani polisi kenapa hra tentara turun tangan? ...

    BalasHapus
  3. Mau berbagi cerita, bokap ane anggota KKO-AL, dapat tugas menangkap eks PKI. Bokap cuma ber-6 "menyerbu" rumah eks. PKI itu. 4 orang tutup jalan, 2 orang langsung mengetuk pintu dan begitu target keluar ditodong dan diringkus.

    Dirumah itu ditemukan senjata dan amunisi namun gak sempat digunakan target karena senyapnya operasi KKO-AL.

    Meskipun bokap gak pernah ikut latihan anti teror ala Amerika (kalau gerilya gak gak usah ditanya), mudah saja menyergap 1-2 orang. Nah makanya bokap bingung melihat Densus menyerbu 2 orang teroris dengan kekuatan seperti itu, pake robot juga lagi :D

    Udah gitu bokap agak heran dengan gaya pasukan anti teror yang kalau nyerbu jalannya baris, maklum gak pernah dapat latihan anti teror ala Amerika, bokap tahunya kalau perang ya berpencar, kalau rapat begitu bisa mati rame-rame. Beda konsep antara pasukan gerilya hutan dan anti teror perang kota. Cuma ane jadi paham, sepertinya kualitas pasukan reguler TNI masih diatas pasukan elit polri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahahahaaa... semakin menambah kejanggalan densus88 yeee... :D

      Hapus
    2. Hahahaaaaaaa.. Polisi emang kebanyakan gaya..

      Kayak artis

      Hapus
  4. Polisi bergerak kalo di lucinin pake duit. Semua serba duit, daftar pake duit, hdup pake duit. Udh gak rahasia lagi korupsi terbesar itu ada di badan polri, mulai dri bawahan sampai atasan nya. Pokoknya cuma kurupsi di badan polri lah yg terang2an yg gak bisa di tangkap kpk. Coba kalian sana ngurus apa aja di kntor polisi pasti pake duit pdahal undang2nya gratis.. Maka nya otak densus 88 polri itu bergerak krna uang , itu di tantang ke poso gak berani kok duel terang2an, malah ngadu ke TNI, kasihan TNI kan, polisi yg dapat duit haram, TNI yg jd tumbalnya.

    BalasHapus
  5. hanya cukup satu kata dari PASUKAN KUSUS TNI tidak perlu basa basi dan koar-koar/Komentar saat menyerang target musuh, Yaitu Cepat,Senyap dan mematikan

    BalasHapus