Kamis, 31 Oktober 2013

Anak Penambal Ban Kalahkan Anak Jenderal Untuk Masuk Akpol

Semarang, (ANTARA) - Punya ayah berpangkat jenderal ternyata bukan jaminan untuk bisa masuk Akademi Kepolisian (Akpol). Seorang anak jenderal tidak berhasil masuk Akpol pada tahun ini sedangkan anak seorang penambal ban lulus tes dan jadi taruna.

"Tahun ini anak Kapolda (berpangkat jenderal) tidak lulus, sedangkan anak seorang penambal ban di Cengkareng (Tangerang, Banten) lulus," kata Deputi Sumber Daya Manusia Kapolri, Irjen Pol Bambang Hadiyono di Kampus Akpol, Kota Semarang, Senin.

Hadiyono mengatakan hal itu saat memimpin proses penghitungan nilai ujian akhir dalam sidang penerimaan taruna Akpol secara terbuka.

Menurut Hadiyono, proses seleksi taruna yang berlangsung secara terbuka itu akan memberikan kesempatan kepada semua warga negara tanpa memandang latar belakang orang tua.

Tahun 2007, katanya, keponakan Ketua Komisi III DPR Trimedya Panjaitan tidak lulus, padahal saat itu Trimedya hadir sebagai anggota DPR dan ikut mengawasi proses penghitungan nilai.

"Keponakan saya sendiri juga tidak lulus pada tahun 2007 lalu," kata Hadiyono.

Ia menyatakan, proses seleksi taruna melibatkan pengawas eksternal antara lain dari Dinas Kependudukan, Dinas Pendidikan, Komisi Kepolisian Nasional, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), kalangan perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Nilai setiap tahapan ujian langsung diberikan kepada peserta seleksi dan mereka dapat mengadu ke panitia jika ada nilai yang berubah.

Untuk soal tes akademik tertulis, polisi membuat ratusan soal lalu dipilih 100 soal secara acak dan 100 soal itu disimpan oleh LSM dan provos.Soal ujian disimpan dalam brankas yang kuncinya dipegang oleh LSM dan provos.

"Kami tidak tahu, soal nomor satu itu apa. Nomor dua apa karena mereka yang menyimpan," katanya.

Tes akademik tertulis di tingkat daerah juga sama yakni soal dibuat Mabes Polri lalu disimpan dalam CD yang diberi kata kunci (password) tidak diberikan ke panitia daerah.

"Satu hari sebelum tes akademik, kata kunci baru diberi lalu soal digandakan dengan pengawasan dari pihak luar," ujarnya.

Beberapa orang tua taruna mengaku tidak mengeluarkan uang sama sekali dalam seleksi taruna.

Sriyono, sopir bus "Sri Mulyo" jurusan Solo - Purwodadi menyatakan, dirinya tidak mengeluarkan uang agar anaknya Agus Santoso diterima sebagai taruna.

"Betul-betul tidak ada. Penghasilan saya kan hanya Rp60 ribu per hari," katanya.

Pokorasmin, seorang penjual roti panggang asal Bandung mengaku tidak tahu menahu soal uang."Tidak tahu soal itu. Dia (anak saya) daftar sendiri. Dia juga tidak pernah minta uang ke saya," ujarnya.

Doni Agung, anak Komandan Pangkalan TNI AU Adisutjipto Yogyakarta, Marsekal Pertama TNI Hadi Mulyono juga masuk ke Akpol tanpa membayar.Doni datang ke Akpol bersama ibunya, Ny Hadi Mulyono.

Perasaan haru menyelimuti sebagian orang yang hadir ketika Bambang Hadiyono memanggil orang tua bernama I Wayan Ngatak sebab anaknya, I Gede Lula Duarta diterima sebagai taruna. Duarta mengaku bapaknya tidak bisa hadir di kampus Akpol karena tidak ada ongkos.Orang tuanya hanya buruh bangunan.(*)


Sumber http://www.antaranews.com/berita/114089/anak-penambal-ban-kalahkan-anak-jenderal-untuk-masuk-akpol

Sabtu, 26 Oktober 2013

10 TAHAPAN BAGI ANDA YANG INGIN MENJADI ANGGOTA POLRI


Menjadi anggota Polisi tentu merupakan suatu kebanggaan bagi sebagian besar pemuda/pemudi di Indonesia. Namun dalam prosesnya, banyak hal yang harus dijalani,  serta membutuhkan mental pejuang dan kesabaran yang tinggi. 

Untuk kali ini saya mencoba menguraikan tahapan-tahapan dalam proses seleksi calon anggota Polri pada umumnya dan bisa saja berubah seiring dengan berkembangnya zaman.


TAHAPAN PERTAMA (BACA SYARAT DAN KETENTUAN) 
Sebelum melangkah kepada persiapan berkas administrasi (lamaran) ada baiknya anda membaca syarat dan ketentuan terlebih dahulu yang di minta Panda (Panitia Daerah) , disini ada beberapa point yang perlu mendapat perhatian adalah Umur, Tinggi Badan, kualifikasi pendidikan yang di minta serta nilai, dan kesehatan badan baik luar maupun dalam. Setelah anda merasa syarat dan ketentuan ini sudah ada dalam diri anda silahkan meneruskan ke tahapan berikutnya. Tapi perlu di ingat kalau ada di antara syarat dan ketentuan ini anda tidak bisa memenuhinya sebaiknya mundur. 
TAHAPAN KEDUA MELENGKAPI BERKAS
Pada tahapan ini anda harus memfokuskan kegiatan anda pada persiapan kelengkapan berkas administrasi yang harus di penuhi oleh peserta calon anggota polri, adapun syarat administrasi yang harus di lengkapi, biasanya sudah di sediakan blangko pendaftaran oleh Panda yang terdiri dari :

Surat Permohonan Menjadi Anggota Polri , Surat Keterangan Belum Menikah, Surat Kesediaan Ditempatkan di Seluruh Wilayah Indonesia, serta syarat-syarat yang harus di legalisir seperti Ijazah SD, SMP, SMA sampai PT dan masih banyak lagi.  

Perlu digaris bawahi dalam tahapan ini yaitu untuk menyertakan  surat-surat asli baik Ijazah, atau surat-surat kelengkapan lainnya yang sudah di jelaskan diatas untuk memudahkan pemeriksaan Kelengkapan Administrasi oleh Panda. 

TAHAPAN KETIGA SELEKSI ADMINISTRASI 
Dalam tahapan ini para peserta calon anggota polri akan di cek kelengkapan Berkas Administrasi satu persatu oleh tim Pemeriksaan Administrasi oleh Panda dan Tim Independent (diknas selaku pemeriksa Ijazah). 

Tim Pemeriksa kelengkapan Berkas Administrasi akan memeriksa dengan cermat dan teliti seperti pemeriksaan ijazah yang juga dilengkapi dengan alat pendeteksi Ijazah palsu. Dalam tahapan ini bagi yang belum lengkap biasanya masih ada kesempatan waktu untuk melengkapinya dengan catatan 1 x 24 jam tergantung kebijaksanaan masing-masing Panda penerimaan Calon Anggota Polri. 

 
TAHAPAN KEEMPAT SELEKSI PSIKOLOGI  
Kalau anda di nyatakan lulus Seleksi Administrasi sudah barang tentu anda masuk ke dalam Seleksi berikutnya yaitu seleksi Psikologi yang di mana di nilai disini adalah tingkat IQ, Sifat, Serta Kepribadian anda sehari-hari akan tergambar dalam test ini.  Dalam test ini hampir 1/3 dari Calon  anggota Polri akan digugurkan dalam artian di seleksi mana yang “berkompeten atau tidak” dalam test psikologi ini. 

TAHAPAN KE EMPAT SELEKSI KESEHATAN  
Setelah dinyatakan lulus dari Test Psikologi, maka selanjutnya adalah Seleksi Kesehatan   dalam hal ini anda di Periksa Kesehatan baik Fisik , Pemeriksaan Penunjang serta Pemeriksaan khusus dan  kalau di uraikan akan menjadi seperti ini : 
(a) Pemeriksaan Fisik seperti keadaan umum, dan keadaan spesifik kalau untuk wanita biasanya dilakukan pemeriksaan hymen (cek virginitas) dan tes kehamilan
(b) Pemeriksaan Penunjang, seperti cek urine, darah, radiologi, EKG apabila di perlukan
(c) Pemeriksaan Khusus  (Narkoba)

TAHAPAN KE ENAM SELEKSI KEMAMPUAN JASMANI  & KESEMAPTAAN
Apabila anda di nyatakan lulus dalam seleksi Kesehatan maka anda  sudah menjalani paling tidak 75% dari keseluruhan test calon anggota polri dan berikutnya adalah Seleksi Kemampuan Jasmani dan Kesemaptaan. 

Dalam test Kemampuan Jasmani dan Kesemaptaan meliputi; 
(a)    Kelainan postur tubuh (Antrophometrik) seperti Menentukan tipe tubuh dan kelainan-kelainan bagian tubuh. 
(b)    Test Kesemaptaan seperti Lari 12 Menit, Pull Up, Sit Up, Push Up dilakukan 1 Menit , serta yang terakhir shuttle Run jarak 6 x 10 meter
(c)    Test Berenang sejauh 25 meter

TAHAPAN KE TUJUH TEST KEMAMPUAN KOMPETENSI 
Setelah perjuangan yang melelahkan dengan test kesemaptaan dan dinyatakan lulus anda kemudian di genjot lagi dalam test Kompetensi yang dimana test kompetensi ini menguji kemampuan seperti pengetahuan Umum, Bahasa Inggris, PPKN, Bahasa Indonesia dan lain-lain 

TAHAPAN KE DELAPAN PANTUKHIR (RAPAT KELULUSAN) 
Pada tahapan akhir ini anda akan di periksa lagi dan pemeriksaan akan di titik beratkan pada Aspek Kesehatan (Postur Tubuh), Psikologi (inteligensi + Kepribadian) dan Administrasi akhir (kelengkapan berkas lamaran). Pada tahapan pantukhir ini jumlah yang akan diterima disesuaikan dengan jumlah kuota dari Panda sesuai ketentuan yang berlaku untuk di didik. 

Apabila AKPOL akan di berangkatkan ke Jakarta sesuai kuota yang di tetapkan oleh masing-masing Panda guna menjalani kegiatan KP4 (Komisi Persiapan Penetapan Peserta Pendidikan; 

Adapun test yang dilakukan KP4 adalah Pengecekan ulang kesehatan jiwa peserta serta pengecekan ulang psikologi peserta. 

Pada Seleksi Pantukhir tidak menutup kemungkinan pemeriksaanya dilakukan oleh TIM yang di tunjuk Mabes Polri untuk pemeriksaan akhir sebelum di nyatakan kelulusannya dari seleksi Pantukhir baik Tamtama, Bintara dan Akpol. 
TAHAPAN KE KESEMBILAN (BERDOA) 
Setelah anda melalui serangkaian test yang dimana anda lulus  terus dalam test sebelumnya maka tentunya test Pantukhir ini menjadi sang juru kunci keberhasilan anda, dalam artian hanya satu langkah lagi untuk menjadi anggota polri maka harapan satu-satunya anda adalah berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa semoga perjuangan anda tadi tidak sia-sia. 

TAHAPAN KE SEPULUH (FINAL) 
Apabila anda di nyatakan lulus pantukhir bersiap-siaplah anda untuk mengikuti pendidikan selama beberapa tahun yang  yang telah di tentukan. panda masing-masing daerah tapi kalau untuk Akpol akan di kirim  semarang untuk menjalani pendidikan dan pembentukan. 

Minggu, 20 Oktober 2013

Persyaratan Umum Penerimaan Bintara PK Pria dan Wanita TNI AU


Persyaratan Umum.
1. Warga Negara Indonesia.
2. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945.
4. Berumur minimal 18 tahun pada saat dilantik menjadi prajurit dan maksimal 22 tahun pada saat pembukaan pendidikan.
5. Berkelakuan baik yang dinyatakan dengan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) dari Polres setempat.
6. Sehat jasmani dan rohani.
7. Tidak kehilangan hak untuk menjadi Prajurit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Persyaratan Khusus.
1. Bagi Bintara PK Pria berijazah berijazah SMA/MA IPA, SMK bidang keahlian teknik/teknologi dan paramedis. Untuk Bintara PK Wanita berijazah SMA/MA semua jurusan dan SMK jurusan perkantoran, tata boga, akuntansi, manajemen dan paramedis. Dengan syarat melengkapi ijazah SD, SMP, SMA dan SKHUN asli serta foto kopi yang telah dilegalisasi (sesuai Permen Diknas Nomor 59 Tahun 2008 adalah Kepala Sekolah bersangkutan yang mengeluarkan ijazah/STTB yang bersangkutan atau Kepala Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten Administrasi yang bersangkutan apabila sekolah yang mengeluarkan ijazah/STTB sudah tidak beroperasi atau ditutup) dan buku rapor asli SMA.
2. Tinggi badan sekurang-kurangnya bagi Bintara PK Pria 165 cm dan bagi Bintara PK Wanita 160 cm dengan berat badan seimbang menurut ketentuan yang berlaku.
3. Belum pernah menikah dan sanggup tidak menikah selama mengikuti pendidikan pertama dan pendidikan dasar kejuruan (Susjur) atau selama 2 tahun setelah lulus pendidikan pertama, yang diketahui oleh orang tua/wali, Lurah/Kepala Desa dan Kantor Urusan Agama (KUA)/Catatan Sipil setempat (bermaterai).
4. Mendapat persetujuan dari orang tua bagi calon siswa yang belum berumur 21 tahun atau persetujuan wali bagi calon yang kedua orang tuanya sudah meninggal dunia atau berhalangan tetap.
5. Bersedia menandatangani Surat Perjanjian Ikatan Dinas Pertama Keprajuritan selama 10 tahun (bermaterai).
6. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Bagi yang sudah bekerja secara tetap sebagai pegawai/karyawan harus mendapatkan persetujuan/izin resmi dari Kepala Jawatan/Instansi yang bersangkutan.
8. Sehat jasmani, rohani dan tidak berkaca mata serta bebas narkoba yang dinyatakan dengan surat keterangan dari rumah sakit pemerintah daerah.
9. Harus mengikuti dan lulus pemeriksaan/pengujian masuk.
10. Bagi orang tua atau wali bersedia menandatangani surat pernyataan tidak melakukan penyuapan/kolusi kepada pihak manapun (bermaterai).
11. Diutamakan putera suku asli daerah.
Lokasi Penerimaan Calon Bintara AU
Tempat pendaftaran Bintara PK Pria dan wanita di Lanud yang ditunjuk sebagai Panitia Daerah sebagai berikut:
TEMPAT PENDAFTARAN BINTARA PRIA
1. Lanud Atang Senjaya di Bogor, meliputi daerah :
a) Wilayah Jabodetabek
b) Propinsi Banten
c) Cianjur
d) Sukabumi
e) Propinsi Lampung
f) Karawang
g) Jambi
h) Bengkulu
2. Lanud Husein Sastra Negara di Bandung, meliputi daerah:
a) Bandung
b) Sumedang
c) Karawang
d) Purwakarta
3. Lanud Suryadarma di Kalijati, meliputi daerah:
- Subang
4. Lanud S.Sukani di Majalengka, meliputi daerah:
a) Cirebon
b) Indramayu
c) Majalengka
d) Kuningan
e) Brebes
f) Pemalang
g) Tegal
h) Pekalongan
5. Lanud Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh, meliputi daerah:
- Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
6. Lanud Suwondo di Medan, meliputi daerah:
- Propinsi Sumatra Utara
7. Lanud Roesmin Nurjadin di Pekanbaru, meliputi daerah:
a) Propinsi Kepulauan Riau
b) Propinsi Jambi
c) Tanjung Pinang
d) Natuna
8. Lanud Padang di Padang, meliputi daerah:
a) Propinsi Sumatra Barat
b) Jambi
c) Bengkulu
9. Lanud Supadio di Pontianak, meliputi daerah:
a) Propinsi Kalimantan Barat
b) Propinsi Kalimantan Tengah
c) Propinsi Kalimantan Selatan
d) Propinsi Kalimantan Timur
e) Natuna
10. Lanud Iswahyudi di Madiun, meliputi daerah:
a) Madiun
b) Magetan
c) Ngawi
d) Ponorogo
e) Pacitan
f) Trenggalek
g) Tulung Agung
h) Kediri
i) Nganjuk
j) Bojonegoro
k) Jombang
l) Sragen
m) Karanganyar
11. Lanud Surabaya di Surabaya, meliputi daerah:
a) Malang
b) Pasuruan
c) Probolinggo
d) Situbondo
e) Bondowoso
f) Banyuwangi
g) Jember
h) Lumajang
i) Blitar
j) Mojokerto
k) Surabaya
l) Pulau Madura
m) Gresik
n) Sidoarjo
o) Lamongan
p) Tuban
12. Lanud Sultan Hasanuddin di Makassar, meliputi daerah:
a) Propinsi Sulawesi Selatan
b) Propinsi Sulawesi Barat
c) Propinsi Sulawesi Tengah
d) Propinsi Sulawesi Tenggara
13. Lanud Jayapura di Jayapura, meliputi daerah:
a) Jayapura
b) Mulia
c) Propinsi Maluku
d) Timika
14. Lanud Manuhua di Biak, meliputi daerah:
a) Biak
b) Sorong
c) Fakfak
d) Manokwari
e) Wamena
f) Nabire
g) Timika
h) Enarotali
15. Lanud Merauke di Merauke, meliputi daerah:
- Merauke
16. Lanud Eltari di Kupang, meliputi daerah:
- Propinsi Nusa Tenggara Timur
17.Lanud Rembiga di Lombok, meliputi daerah:
- Propinsi Nusa Tenggara Barat
18. Lanud Ngurah Rai di Denpasar, meliputi daerah:
- Propinsi Bali
19. Lanud Adi Sutjipto di Yogyakarta, meliputi daerah:
a) Propinsi D.I. Yogyakarta
b) Purworejo
c) Magelang
d) Temanggung
e) Klaten
f) Surakarta
g) Wonogiri
h) Boyolali
i) Purwodadi
j) Kudus
k) Pati
l) Blora
m) Rembang
n) Jepara
o) Demak
p) Semarang
q) Salatiga
r) Kendal
s) Karanganyar
TEMPAT PENDAFTARAN BINTARA PK WANITA
1. Lanud Halim Perdana Kusuma di Jakarta, meliputi daerah:
a) Wilayah Jabodetabek
b) Propinsi Banten
c) Propinsi Lampung
d) Karawang
e) Propinsi Jambi
f) Propinsi Bengkulu
g) Propinsi Sumatera Barat
h) Propinsi Riau
2. Lanud Husein Sastra Negara di Bandung, meliputi daerah:
- Propinsi Jawa Barat
3. Lanud Suwondo di Medan, meliputi daerah:
a) Propinsi Sumatra Utara
b) Propinsi Riau
c) Nangroe Aceh Darusalam
d) Propinsi Sumatera Barat
4. Lanud Sultan Hasanuddin di Makasar, meliputi daerah:
a) Propinsi Sulawesi Selatan
b) Propinsi Sulawesi Barat
c) Propinsi Sulawesi Tengah
d) Propinsi Sulawesi Tenggara
e) Papua
f) Kalimantan
5. Lanud Surabaya di Surabaya, meliputi daerah:
a) Jawa Timur
b) Bali
c) Papua
d) Kalimantan
e) NTT, NTB
6. Lanud Adi Sutjipto di Yogyakarta, meliputi daerah:
a) Propinsi D.I. Yogyakarta
b) Propinsi Jawa Tengah
Materi Seleksi Penerimaan Calon Bintara PK TNI AU
Seleksi tingkat Daerah, dilaksanakan oleh Panda dengan materi pemeriksaan/pengujian sebagai berikut:
- Pemeriksaan administrasi I (TB/BB, KTP, KK, ijazah, SKHUN, akte kelahiran)
- Pemeriksaan Kesehatan I
- Pengujian kesamaptaan jasmani dan postur
- Penelitian personel
- Pemeriksaan Psikologi (Panda tertentu)
- Skrining Pom
- Pemeriksaan Keshatan II
- Pemeriksaan Administrasi II (Blangko persyaratan dari Panpus)
- Sidang pemilihan tingkat daerah
Hasil dari seleksi tingkat Daerah adalah calon Bintara Pria/Wanita yang siap dikirim untuk mengikuti seleksi tingkat Pusat dengan jumlah maksimal sesuai alokasi kirim.
Seleksi tingkat Pusat, dilaksanakan oleh Panpus dengan materi pemeriksaan /pengujian sebagai berikut:
- Pemeriksaan psikologi
- Pemeriksaan kesehatan (Kesum dan Keswa)
- Skrining Pom
- Penelitian personel (Litpers)
- Pemeriksaan administrasi
- Pengujian kesamaptaan jasmani
- Sidang pemilihan tingkat Pusat.

Etnis Tionghoa pertama lulus Akpol


Happy Saputra bersama Heyder Affan


Etnis Tionghoa pertama lulus Akpol 



Keputusan Happy Saputra masuk akademi kepolisian tidak direncanakan
Happy Saputra merupakan segelintir warga Indonesia keturunan Tionghoa yang menjadi perwira polisi, sebuah pilihan yang dibentuk oleh sikap keluarganya yang tidak disibukkan oleh sebutan sebagai kelompok minoritas.

"Mama selalu bilang 'kamu beda, tetapi bukan berarti berbeda'," kata Happy Saputra yang lulus dari Sekolah Akademi Kepolisian di Semarang, setahun lalu.

"Dalam arti tak boleh membeda-bedakan diri, walaupun kamu keturunan Tionghoa, tetapi kamu tetap harus berbaur," jelas Happy saat ditemui BBC di asrama Polda Jawa Timur di Surabaya.

Lelaki kelahiran 4 Juli 1984 ini sekarang bertugas di Polres Ponorogo, Jawa Timur, dengan pangkat Inspektur tingkat dua atau Ipda.

Happy lulus cemerlang dari akademi kepolisian sebagai 20 orang lulusan terbaik. Dia sempat pula dipilih mengikuti pertukaran taruna kepolisian ke Korea Selatan dan Jepang.

Namun demikian Happy yang punya nama lain Law Kwan Kwang ini mengaku apa yang dilakoninya sekarang tidak datang dengan tiba-tiba.
Bukan penghinaan

Nasihat sang ibu agar dia berbaur dengan warga mayoritas etnis Betawi di lingkungan tempat tinggalnya di kawasan Kalisari, Jakarta Timur, membuatnya "tidak pilih-pilih teman".
Happy Saputra

Happy menuturkan dia menuruti nasihat ibu agar tidak pilih-pilih teman

"Saya pun berteman dengan tukang ojek (di lingkungan tempat tinggalnya), karena saya suka motor. Sehingga ketika saya dewasa, mereka tahu saya. Mereka bahkan menyebut saya 'Oh itu Si Acong anaknya Soi Song'... Mereka menyebut hal seperti itu bukan untuk menjelekkan, tapi cuma label, karena banyak panggilan saya, seperti Acong, Ahong, Encek, Cokin. Tapi saya senang," jelas Happy seraya tertawa lebar.

Happy tidak setuju jika panggilan seperti itu disebut sebagai bentuk penghinaan.

"Kalau penghinaan, berarti saya akan disakiti. Tapi mereka care (perhatian) dengan saya," tandas Happy, anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Syahrial Efay dan Songgowati Tjoeng ini.

Sikap seperti ini kemudian mengantarnya masuk sekolah menengah atas negeri, yang lebih dari 85% siswanya beragama Islam dan bukan etnis Tionghoa.

Di SMA Negeri 98 ini, Happy kemudian bersahabat dengan teman-teman Muslim. Salah-seorang sahabatnya itulah yang kemudian mendorongnya masuk akademi kepolisian, setelah dia meraih titel sarjana dari Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara.
Kerusuhan etnis 1998

Pergaulannya yang melampaui latar etnis, juga membuat Happy dan keluarganya tidak begitu khawatir ketika kerusuhan berbau etnis meledak tahun 1998 di sebagian wilayah Jakarta.



Kalau parkir, biasanya mereka memaksa untuk meminta upah lebih. Hal-hal seperti itu membuat saya sedih

Disaat kepanikan timbul melanda kelompok etnisnya, ibunya, Songgowati Tjoeng kembali menjadi sandaran Happy yang saat itu beranjak remaja. Juga teman-temannya secara tulus memberi perlindungan terhadap dirinya.

"Karena sejak kecil bermain dengan mereka, sehingga mereka tahu bahwa keluarga saya tidak seperti di media massa yang menutup diri. Dan terbukti, saat kerusuhan itu, kawasan tempat saya tinggal aman-aman saja," jelasnya.

Kendati demikian, Happy sebagai warga etnis Tionghoa mengaku pernah mengalami perlakuan diskriminatif.

Dia memberi contoh sikap seorang pedagang di sebuah pasar di Jakarta Selatan yang menaikkan harga barang setelah melihat wajahnya. Juga pengalamannya, diperlakukan diskriminatif oleh seorang juru parkir.

"Kalau parkir, biasanya mereka memaksa untuk meminta lebih. Hal-hal seperti itu membuat saya sedih," katanya.

Namun Happy buru-buru kemudian menambahkan. "Tapi kembali lagi, karena konsep saya kuat, ya sudahlah saya anggap ini sebagai cerita 'lain' di Jakarta 'lain' yang harus saya pahami. Saya tak boleh menyamakan (kasus ini) dengan di Kali Besar. Suatu saat nanti saya bisa atasi semua ini," tegasnya.

Dia menambahkan langkah seperti ini juga dia terapkan di lingkungannya. Sebagai minoritas, Happy mengaku tidak mau memakai kacamata kuda dalam melihat sesuatu.

"Dalam arti hanya melihat satu sisi, seolah-seolah semua orang Indonesia sepert itu. Padahal tidak! Nah, kita harus memberitahu mereka bahwa Indonesia tidak seperti itu."
Masuk Akademi Kepolisian

Tiga tahun lalu, kehadiran sosok Happy sebagai salah-seorang dari 300 taruna Akademi Kepolisian di Semarang angkatan 2007, sempat menyedot perhatian. Dia saat itu merupakan satu-satunya yang berlatar dari etnis Tionghoa.

Sebuah laporan media lokal saat itu menyebut kehadiran Happy itu sebagai "peristiwa langka", atau "sebuah keanehan seorang etnis Tionghoa bekerja di sektor pejabat publik".

Laporan-laporan itu menyebut Law Kwan Kwang -nama lain Happy Saputra- sebagai orang Tionghoa Indonesia pertama yang masuk akademi elit kepolisian tersebut.



Padahal menurut Happy, keputusannya masuk akadami kepolisian itu tidak direncanakan jauh-jauh hari. Saat itu dia hampir menyelesaikan masa kuliah strata 1 di Universitas Bina Nusantara.

Adalah seorang sahabatnya yang mendorong agar dia menjadi polisi. Alasannya karena "cara dia bergaul yang berbeda dengan kebanyakan etnis Tionghoa lainnya." Lainnya adalah kemampuannya dalam berbahasa Inggris dan Mandarin.

"Sahabat saya itu mengatakan 'polisi sekarang membutuhkan figur yang berbeda'. Kini menurutnya, polisi butuh pencitraan yang beda. Nggak lagi seperti dulu, berkumis atau berkacamata hitam," ungkapnya.

Walaupun merasa rendah diri, Happy akhirnya mendaftarkan diri. Sempat khawatir karena latar belakang etnisnya, Happy kemudian mampu menepis semua itu.

Dia bersama 300 orang lainnya diterima masuk akademi kepolisian yang dikenal elit itu, dari 12.000 pelamar.

Dia juga patut berbangga karena perekrutan akademi kepolisian tahun 2007 itu "dianggap paling bersih dibandingkan proses rekrutmen tahun-tahun sebelumnya".

"Rekrutmen tahun 2007, segala elemen masyarakat mulai wartawan sampai LSM, boleh melihat sampai ke dalam. Mereka bisa melihat penilaian rekrutmen Akpol. Dan saya tidak terdeteksi sedikitpun bahwa 'ini orang titipan', bahwa 'Happy bayar ke sini untuk masuk Akpol'. Semua tidak terbukti."

Bahkan menurutnya, wartawan sempat mendatangi rumahnya, saat itu. Mereka mengecek kekayaan ibunya, serta meneliti siapa saja yang dikenal ayahnya.

"Ternyata tidak terbukti semua. Inilah yang membuat saya cukup berbangga hati, karena orang tua saya cuma mengeluarkan uang Rp 38.000,00 untuk membeli meterai 3 lembar, serta uang makan," paparnya.

Tahun lalu, Happy lulus dari akademi itu dengan nilai cemerlang bersama 20 taruna lainnya. Dia bahkan sempat mewakili Akpol untuk pertukaran pelajar ke Korea Selatan dan Jepang.

Sumber Etnis Tionghoa Pertama Lulusan AKPOL ~ Terbaca.com - Gambar Foto Paling Unik Aneh Lucu Gokil Kocak Keren Terbaik di Dunia 

Albertus Mabel, Anak Kepala Suku Dani, Papua, Lulusan Taruna Akpol


CIUM AYAH: Ipda Albertus Mabel mencium ayahnya, Yali Mabel, di acara Prasetya Perwira TNI dan Polri yang berlangsung di AAL Surabaya kemarin (2/7). FOTO JPNN
Lepas Status Putra Mahkota demi Karir Perwira
Albertus Mabel layak berbangga. Putra Kepala Suku Dani, Yali Mabel, itu mendobrak tradisi konservatif suku yang mendiami Pegunungan Tengah, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) itu lulus menjadi perwira polisi yang dilantik Presiden SBY kemarin.
Laporan Suryo E.P., SURABAYA
PEMANDANGAN di tengah deretan bangku undangan pelantikan calon perwira remaja Akademi TNI-Akademi Kepolisian di Lapangan Banda, kompleks Akademi Angkatan Laut (AAL), terlihat tidak biasa. Di antara sektor A3-A4 barat gedung markas komando AAL, seorang pria khas Indonesia timur duduk mengenakan ikat kepala khas tarian perang menyerupai udeng di kepalanya.
     Di bagian bawah ikat kepala, sebuah ornamen mengelilingi kepala melewati pelipis dan atas telinga dilengkapi bulu putih burung kakak tua. Kelopak matanya cekung dan jambangnya ditumbuhi rambut. Warna kulit hitam dan rambut keriting semakin menguatkan identitas bahwa yang bersangkutan etnis Papua. Apalagi, dia mengenakan batik warna merah muda dengan hiasan motif ikon provinsi itu, burung cenderawasih.
    ’’Perkenalkan, beliau kepala Suku Dani yang bermukim di Desa Anemayogi, Kecamatan Kurulu, Jayawijaya. Namanya Yali Mabel,” ungkap Bekto Suprapto, mantan Kapolda Sulawesi Utara dan Kapolda Papua yang berada di sampingnya. ’’Mohon maaf kalau bahasa Indonesia-nya kurang lancar," lanjut Bekto yang bertindak sebagai wali taruna Akpol Albertus Mabel, putra Yali Mabel.
    Yali sengaja didatangkan ke Surabaya untuk menyaksikan pelantikan Albertus (22) sebagai perwira polisi. Bekto mengungkapkan, Albertus yang lulus pendidikan Akpol Semarang 2013 tergabung dalam perekrutan affirmative action. Yakni, program khusus perekrutan taruna untuk daerah-daerah tertentu demi kepentingan integrasi bangsa. Selama ini, program itu mewadahi calon taruna dari berbagai etnis yang tersebar.
     Albertus lolos seleksi bersama tiga taruna dan seorang taruni asal Papua. Yakni Noach Hendrix, Agustinus Pigay, Henry Korwa, dan taruni Indah Fitria Dewi. Mereka mengungguli 254 peserta lain ketika tes di Polda Papua hingga Akpol Semarang. Pada angkatan yang sama, dia tergabung bersama tiga lulusan Akademi TNI. Rinciannya, kadet Sersan Mayor Satu Taruna (Sermatutar) Rahmat Soleh Yoku, Sermatutar Sena Adji Putra, dan seorang taruna Akmil Angkatan Darat Petrus Nasatekay.
    Program untuk Akpol berlangsung tiga tahun, sedangkan Akmil dan AAL empat tahun. Dari delapan taruna asal Papua itu, Albertus menjadi sosok menarik lantaran statusnya sebagai putra kepala Suku Dani. Sebagai suku yang berusaha menjaga tradisi turun-temurun, Albertus sebenarnya diproyeksikan Yali melanjutkan takhtanya sebagai kepala suku.
     ’’Tradisi mereka berusaha mempertahankan etnis karena Albertus dianggap yang terkuat di antara saudara-saudaranya," terang Bekto. Hal itu dibuktikan dengan foto-foto mantan kepala Densus 88 tersebut ketika menyambangi keluarga Yali di Jayawijaya. Dari belasan saudara, Albertus yang lolos masuk Akpol 2010 lalu punya fisik yang paling besar dibanding saudara-saudaranya.
     Seperti dituturkan Yali bahwa Albertus merupakan anak ketiga dari istri ketiganya. ’’Sebanyak delapan anak yang lahir dari lima istri, Albertus yang terkuat,” tutur Yali sembari tersenyum. Lantaran sudah lebih dari 40 tahun menjadi kepala suku, sejatinya dia semula berencana mewarisi gelar tersebut ke Albertus. Namun, keinginan itu harus dia pendam lantaran sang putra meninggalkan Jayawijaya sejak menjalani pendidikan tiga tahun lalu.
     Selama ditinggal Albertus setelah lolos seleksi di Polda Papua hingga Akpol Semarang, Yali tidak lagi memaksakan Albertus menggantikan dirinya setelah meninggal nanti. Kelegawaan dia turut mengubah tradisi konservatif, khususnya pantangan terhadap anak yang kendak merantau jauh. Bahkan, adik Albertus bernama Malik Mabel pada tahun lalu diterima di Akpol. Malik kini menjalani pendidikan tingkat pertamanya.
     Dengan bergabungnya Albertus dan Malik di kepolisian, kata Yali, diharapkan mereka dapat terlibat dalam menciptakan keamanan dan ketertiban. Sebagaimana diungkapkan Bekto, program affirmative memberi kesempatan yang sama kepada putra daerah yang wilayahnya kurang terjangkau oleh akses pemerintah pusat. Kebijakan itu sekaligus untuk memberi kesempatan terhadap produk lokal untuk berkiprah lebih tinggi.
    Seperti dilontarkan Albertus yang berharap dapat mengikuti jejak Wakil Kapolda Papua Brigjen Pol. Paulus Waterpauw. Tidak banyak putra daerah anggota TNI-Polri menjadi orang penting di negeri ini setelah masa Laksamana Muda TNI pur. Freddy Numberi (mantan menteri kelautan dan perikanan serta menteri perhubungan).
    ’’Tentu ada kebanggaan bisa dipercaya memimpin daerah sendiri seperti Wakapolda Papua sekarang,’’ ujar Albertus. Alumnus SMA GPPK Santo Thomas, Wamena, itu menuturkan keinginannya berkarir di kepolisian hingga level tertinggi tanpa dibayangi statusnya sebagai kandidat ’’putra mahkota” kepala Suku Dani.  ’’Sebaiknya kakak saja yang kelak meneruskan status kepala suku,” imbuhnya.

Anak Tukang Becak Flores Tembus Akpol


FOTO: Keluarga tukang becak: Pak Geba dan istrinya, Bu Heni, sama anaknya Hawa, di Sidoarjo.

Di Jawa Timur, sebagian besar orang Flores menjadi pekerja kasar: Kuli pelabuhan. Buruh pabrik. Kuli bangunan. Tukang kebun. Tukang sapu. Satpam. Penjaga tempat hiburan (klub) malam. Debt collector. Tukang pukul. Petinju atau atlet.

Pegawai negeri sangat sedikit. Dosen bisa dihitung dengan jari. Pengusaha hampir tidak ada. Pastor dan suster banyak. Penjual togel (kupon judi gelap) juga lumayan.
Tapi selama belasan tahun di Jawa, saya belum pernah ketemu tukang becak asal Flores. 

Maka, saya sangat terkejut melihat berita di televisi tentang anak tukang becak Flores yang diterima di Akademi Kepolisian (Akpol). Ah, yang benar saja? 

"Benar. Namanya khas Flores, tinggal di Sidoarjo," ujar seorang wartawan senior di Graha Pena, Surabaya, markas Grup Jawa Pos.

Saya pun mengecek. Ternyata benar. Tukang becak itu Geradus Geba (47 tahun), asal Bomba, Kecamatan Ende. Istrinya Felicitas Nugraini (46 tahun), asli Blitar, pesuruh di TK Santa Maria Sidoarjo. Mereka punya dua anak: Robertus Rujito (19 tahun) dan Maria Natalia Hawa (13 tahun). Rumah mereka sangat sederhana di kampung Magersari Gang VII Nomor 31-B RT 20 Kelurahan Magersari, Kabupaten Sidoarjo.

"Kamu tanya saja Pak Ambon, pasti semua kenal. Saya biasa mangkal di dekat kantor pos Sidoarjo," ujar Geradus Geba kepada saya. Menurut dia, di Sidoarjo ada dua abang becak asal Flores, sama-sama bernama Geradus. "Geradus yang satunya orang Maumere."

Sebelum menjadi tukang becak, Geradus mengaku 'kerja ikut orang' sebagai kuli bangunan. Buat bangunan megah di mana-mana, tapi mustahil bisa dimiliki orang kecil. Dia juga mengaku disuruh-suruh, dimarahi, didikte, dan seterusnya. Tidak bebas. 

"Lha, daripada begitu saya memilih jadi tukang becak. Saya bebas, nggak ada yang merintah saya," ujarnya tegas. Saya senang mendengar ucapannya yang ceplas-ceplos, khas Ende. Ada semangat kemandirian yang besar.

BAGAIMANA Jito, sapaan Robertus Rujito, lolos ke Akpol? Geba mengaku tak tahu banyak. Sebab, si Jito ini mengurus pendaftaran dan wira-wiri seorang diri. Modal uang nol. 

Berbekal nilai ujian nasional yang di atas rata-rata (nilai rata-rata STTB pun tinggi), Jito mendaftarkan diri ke Polda Jatim. Uang masuk Akpol nol rupiah. "Jito memang sejak lama ingin jadi polisi, tapi saya bilang uangnya dari mana? Teken polisi di mana-mana kan pakai uang," ujar Geba.

Ternyata, jalan hidup Rujito lain sekali. Pada 4 Juli 2006 Jito berangkat ke kampus Akpol di Semarang untuk testing. Pada 17 Juli 2006 Jito kirim kebar dari Semarang lewat telepon tetangga di Sidoarjo. "Tukang becak nggak kuat bayar telepon," kata Geba. 

Jito bilang ia diterima bersama 14 peserta lain asal Jawa Timur. Maka, Robertus Rujito menjadi satu-satunya anak wong cilik yang bisa menikmati pendidikan di kampus elite tersebut. Geba alias Pak Ambon pun tiba-tiba menjadi terkenal di Sidoarjo karena masuk koran.

Kapan syukuran potong kambing? goda saya. "Gampang itu. Tunggu kalau Jito sudah pakai pangkat di bahu," ujar Geba. 

Pria yang merantau sejak remaja itu percaya bahwa lolosnya Jito ke Akpol semata-mata berkat anugerah Tuhan. Dan itu membuatnya tak henti-hentinya mengucap syukur kepada-Nya. "Ini mukjizat dari Tuhan," katanya

Kamis, 17 Oktober 2013

SYARAT UMUM BINTARA DAN TAMTAMA PK TNI AL




TNI  AL memberikan kesempatan kepada warga negara Indonesia untuk menjadi Bintara Prajurit TNI AL.
Cara pendaftaran :
a.     Fotokopi Akte kelahiran satu lembar.
b.          Foto Kopi KTP calon dan KTP orang tua / Wali satu lembar.
c.    Foto Kopi Kartu Keluarga (KK) satu lembar.
d.    Pas photo hitam putih terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar dan 3 x 4 sebanyak 1 lembar.
e.           Pas photo hitam putih terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar dan 3x4 sebanyak 1 lembar.
Lain-lainnya.
a.     Calon hanya dibenarkan mendaftar di satu tempat.
b.        Selama mengikuti seleksi tingkat daerah, keperluan / kebutuhan calon ditanggung sendiri calon.
c.    Selama mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pengujian / pemeriksaan terhadap para pelamar Calon Bintara  PK  Pria / Wanita tni al dan keluarganya tidak dipungut biaya apapun.
d.    Bagi yang dinyatakan lulus seleksi tingkat daerah, biaya perjalanan dan penampungan selama mengikuti seleksi tingkat pusat di denal malang ditanggung oleh Negara.
e.     Calon yang dinyatakan tidak lulus pada seleksi tingkat pusat akan dikembalikan ke daerah asal pendaftaran dengan biaya Negara. 

Persyaratan
1.       Warga Negara republik Indonesia, pria / wanita, beragama, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, setia dan taat kepada pancasila dan uud 1945, bukan prajurit tni dan bukan anggota polri atau pegawai negeri sipil (pns).
2.      Berusia serendah - rendahnya 18 tahun dan setinggi-tingginya 22 tahun pada saat mendaftar.
3.      Berkelakuan baik, tidak sedang kehilangan hak untuk menjadi prajurit tni / tni al disertai dengan surat skck dari polres.
4.      Berbadan sehat, tidak bertato dan tidak bertindik maupun bekasnya. Tidak buta warna dan tidak berkacamata.
5.      Berijazah serendah - rendahnya  smu / man / smk jurusan ipa, ips, teknologi dan industri, pelayaran, bisnis, dan manajemen, jurusan akutansi, dan perbankan, analisis kesehatan, spk, smf, sprg, bidan dan sekertaris.
6.     Belum pernah menikah dan sanggup untuk tidak menikah selama dalam pendidikan yang dinyatakan dengan surat keterangan dari kepala desa.
7.     Tinggi tidak kurang dari 163 cm untuk pria dan 158 cm untuk wanita.
8.     Sanggup melaksanakan ikatan dinas pertama selama 10 tahun terhitung mulai saat dilantik menjadi bintara tni al serta bersedia ditempatkan diseluruh  wilayah nkri.
9.     Harus ada persetujuan dari orang tua untuk calon yang berusia dibawah 21 tahun.
10.    Harus ada surat persetujuan dari kepala instansi yang bersangkutan bagi yang sudah bekerja secara tetap sebagai pegawai/ karyawan, dan bersedia diberhentikan dari setatus pegawai apabila diterima menjadi bintara pk pria/wanita TNI AL.

TNI AL memberi kesempatan kepada  para pemuda Indonesia untuk dididik menjadi Prajurit TNI Angkatan Laut melalui Tamtama PK TNI AL.
Syarat-syarat:
-       Warga negara republik Indonesia, Pria, beragama dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, setia dan taat kepada Pancasila dan uud 1945, bukan prajurit Polri.
-       Usia minimal 18 tahun dan maksimal 22 tahun.
-       Berijazah serendah-rendahnya SLTP/ Sederajat dengan kategori “lulus”.
-       Tinggi badan minimal 163 cm dengan berat badan seimbang.
-       Berkelakuan baik dan tidak sedang kehilangan hak untuk menjadi prajurit TNI AL disertai dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian SKCK dari POLRES.
-       Berbadan sehat, tidak bertindik (bekas tindik), tidak bertato, tidak buta warna dan tidak berkaca mata.
-       Belum pernah menikah dan sanggup untuk tidak menikah selama dalam pendidikan.
-       Sanggup mengadakan ikatan dinas pertama selama 7 tahun dengan TNI AL.
-       Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Republik Indonesia.
-       Harus ada persetujuan / ijin dari orang tua / wali bagi yang belum berusia 21 tahun.
-       Harus mengikuti dan lulus ujian / pemeriksaan :
Administrasi, kesehatan umum dan jiwa, Psikologi, Kesemaptaan Jasmani, termasuk postur dan renang, mental ideologi serta sinyalemen /daktiloskopi.
-       Telah berdomisili sekurang-kurangnya 1 (Satu) Tahun sesuai KTP dan kartu keluarga.

Cara Pendaftaran :
-       Calon datang sendiri ketempat pendaftaran dengan menunjukan dokumen asli dan menyerahkan foto kopi ; akte kelahiran; KTP dan KTP orang tua; Kartu Keluarga; STTB SD, SLTP, SLTA berikut daftar NEM / UAN masing-masing 1 lembar, Pas photo hitam putih terbaru ukuran 4X6 cm dua lembar, ukuran 3 x 4 cm 2 lembar